Motorcycle Vespa Dimas Prapanca: Januari 2014

dim

Kamis, 23 Januari 2014

LAPORAN PENELITIAN BELAJAR MENGAJAR


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah

Keberhasilan  suatu  Kegiatan Belajar  Mengajar  dapat  ditentukan  oleh  berbagai  faktor,  baik  yang datang  dari  dalam  maupun  dari  luar, factor  yang  datang  dari  dalam berupa  minat dan perhatian peserta  didik itu sendiri terhadap  suatu  materi atau mata pelajaran. Sedangkan  faktor  yang mempengaruhi  dari  luar bisa bersifat  stimulus atau rangsangan yang datang dari guru baik berupa media pembelajaran yang menarik, metode ceramah yang variatif maupun berupa dialog kreatif di sela-sela waktu KBM. Dalam proses belajar mengajar, agar membuahkan hasil yang diharapkan, kedua belah pihak baik siswa maupun guru perlu memiliki sikap, kemampuan dan keterampilan yang mendukung proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Penulis tertarik untuk mengangkat masalah bagaimana seorang guru dapat menarik minat peserta didik terhadap suatu materi pelajaran geografi dengan variasi media dan metode pembelajaran pada saat KBM berlangsung, sehingga peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan mata pelajaran yang guru tersebut ajarkan, kompetensi dan kinerja yang baik sebagai seorang guru yang profesional, sehinggga dengan menguasai materi pelajaran dan metode pembelajaran, guru tersebut diharapkan akan lebih mudah dalam menarik minat belajar peserta didik, sehingga pencapaian hasil belajarnya akan lebih maksimal.

B.     Rumusan Masalah
Tujuan pembelajaran geografi adalah mengembangkan pengetahuan dasar kegeografian mengembangkan kemampuan berpikir, inquiri, pemecahan masalah dan keterampilan kegeografian.
Tujuan pembelajaran geografi tersebut di atas dapat dicapai melalui proses pembelajaran, tugas utama guru yaitu mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Pembelajaran geografi akan berkembang jika ada peluang bagi guru bertindak sebagai pengembang program, untuk memasukan bahan-bahan dari kehidupan sosial budaya lingkungan peserta didik. Guru merupakan factor yang paling penting dalam proses pendidikan. Sebaik apapun kurikulum yang dikembangkan dan sarana yang disediakan pada akhirnya guru yang melaksanakannya dalam proses pembelajaran.  Oleh karena itu guru dituntut untuk menguasai kompetensi inti guru yang meliputi menguasai karakteristik peserta didik, menguasai teori belajar, mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan, menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan lain-lain.

Rumusan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1)       Apakah kualifikasi, kompetensi, dan kinerja guru geografi memberikan kontribusi terhadap hasil belajar peserta didik SMU Negeri di Kabupaten Garut?
2)       Kemudian dari rumusan masalah itu dijabarkan kedalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Berapa besarkah kontribusi kualifikasi guru geografi terhadap hasil belajar peserta didik SMU Negeri di Kabupaten Garut ?
2. Berapa besarkah kontribusi kompetensi guru geografi terhadap hasil belajar peserta didik SMU Negeri di Kabupaten Garut ?
3.  Berapa besarkah kontribusi kinerja guru geografi terhadap hasil belajar peserta didik SMU Negeri di Kabupaten Garut ?
4.  Berapa besarkah kontribusi kualifikasi, kompetensi, dan kinerja guru geografi terhadap hasil belajar peserta didik SMU Negeri di Kabupaten Garut ?

C.     Definisi Operasional Variabel
Dalam rangka memberikan gambaran yang lebih tajam tentang kontribusi kualifikasi, lompetensi, dan kinerja terhadap hasil belajar geografi, berkaitan dengan hal itu akan diuraikan tentang variabel operasionalnya :
1. Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Guru dalam penelitian ini adalah guru geografi yang mengajar di SMA Negeri Kab. Garut. Kualifikasi pada penelitian ini berdasarkan pendidikan yang terdiri dari DI/DII/DIII, S1 dan S2.
2. Kompetensi guru adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan serta sikap bagi seorang tenaga kependidikan. Di dalam penelitian ini yaitu kompetensi guru geografi SMA Negeri di Kab. Garut.
3. Kinerja yaitu pencapaian kerja seseorang yang menyangkut kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya. Kinerja guru dapat dijelaskan dalam indikatir antara lain kedisiplinan, tanggingjawab, ketaatan, kerja sama, kesetiaan. Kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru Geografi SMA Negeri di Kab. Garut.
4. Hasil Belajar yaitu pengetahuan dan sikap yang dimiliki peserta didik setelah proses pembelajaran dengan indikatornya antara lain peserta didik menjadi aktif, kreatif, meningkatnya motivasi dan hasil belajar optimal. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah mata pelajaran geografi SMA Negeri di Kab. Garut.

D.     Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Mengetahui seberapa besar kontribusi kualifikasi guru geografi terhadap hasil belajar peserta didik SMU Negeri di Kabupaten Garut.
2. Mengetahui  seberapa  besar  kontribusi kompetensi guru geografi terhadap hasil belajar peserta didik SMU Negeri di Kabupaten Garut.
3. Mengetahui seberapa besar kontribusi kinerja guru geografi terhadap hasil belajar peserta didik SMU Negeri di Kabupaten Garut.
4. Mengetahui seberapa besar kontribusi kualifikasi, kompetensi, dan kinerja guru geografi secara bersama-sama terhadap hasil belajar peserta didik SMU Negeri di Kabupaten Garut.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :
1. Memberikan masukan kepada guru-guru geografi SMU Negeri untuk meningkatkan proses pembelajaran.
2. Memberikan motivasi pada guru geografi untuk meningkatkan kualifikasi, kompetensi dan kinerja guru.
3. Memperbaiki sistem kerja di lingkungan Dinas Pendidikan di Kabupaten Garut.

F. Hipotesis
Hipotesis penelitian dapat dideskripsikan dalam rumusan sebagai berikut :
1.  Kualifikasi guru memberikan kontribusi positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa SMU Negeri di Kabupaten Garut.
2. Kompetensi guru memberikan kontribusi positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa  SMU Negeri di Kabupaten Garut.
3. Kinerja guru memberikan kontribusi positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa SMU Negeri di Kabupaten Garut.
4. Kualifikasi, Kompetensi, dan kinerja secara bersam-sama guru memberikan kontribusi positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa SMU Negeri di Kabupaten Garut.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.     Kualifikasi Guru

Kualifikasi pendidikan memberikan kontribusi terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik. Menurut Permen No. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru pada jenjang pendidikan SMA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (IV) atau Sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.
Dari peraturan menteri No. 16 tahun 2007 itu diharuskan guru memiliki kualifikasi pendidikan yang dipersyaratkan. Oleh karena itu pemerintah memnrikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan lanjutan yang lebih tinggi. Diharapkan semaikn tinggi pendidikan guru, maka akan semakin baik pula kompetensi dan kinerja sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

B. Kompetensi Guru

Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku seseorang. Menurut Lefrancois, kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu, yang dihasilkan dari proses belajar. Selama proses belajar stimulus akan bergabung dengan isi memori dan menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu. Apabila individu sukses mempelajari cara melakukan satu pekerjaaan yang kompleks dari sebelumnya, maka pada diri individu tersebut pasti sudah terjadi perubahan kompetensi. Perubahan kompetensi tidak akan tampak apabila selanjutnya tidak ada kepentingan atau kesempatan untuk melakukannya. Dengan demikian bisa diartikan bahwa kompetensi adalah berlangsung lama yang menyebabkan individu mampu melakukan kinerja tertentu.
Kompetensi diartikan oleh Cowell, sebagai suatu keterampilan/kemahiran yang bersifat aktif. Kompetensi dikategorikan mulai dari tingkat sederhana atau dasar hingga lebih sulit atau kompleks yang pada gilirannya akan berhubungan dengan proses penyusunan bahan atau pengalaman belajar, yang lazimnya terdiri dari: (1)  penguasan minimal kompetensi dasar, (2) praktik kompetensi dasar, dan (3) penambahan penyempurnaan atau pengembangan terhadap kompetensi atau keterampilan. Ketiga proses tersebut dapat terus berlanjut selama masih ada kesempatan untuk melakukan penyempurnaan atau pengembangan kompetensinya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 28 dinyatakan bahwa : Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yan relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Kompetensi guru adalah kemampuan melakukan tugas mengajar dan mendidik yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan (Suhertian, 1994 : 73). Menurut rumusan Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi (POPK), Kompetensi adalah kemampuan professional yang berhubungan dengan suatu ja batan tertentu, atau dalam hal ini kompetensi professional guru dan tenaga kependidikan lainnya (Depdikbud, 1982).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan dan diujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu.
Dalam penelitian ini dibatasi hanya dua kompetensi saja, yaitu kompetensi pedagogik dan profesional, yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
Kompetensi Pedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran siswa yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya, terinci ke dalam rumusan kompetensi sebagai berikut: (1) memahami karakteristik siswa, (2) memahami karakteristik siswa dengan kelainan fisik, sosial-emosional dan intelektual yang membutuhkan penanganan secara khusus, (3) memahami latar belakang keluarga dan masyarakat untuk menetapkan kebutuhan belajar siswa dalam konteks kebhinekaan budaya, (4) memahami cara dan kesulitan belajar siswa, (5) mampu mengembangkan potensi siswa, (6) menguasai prinsip-prinsip dasar pembelajaran yang mendidik, (7) mengembangkan kurikulum yang mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran, (8) merancang pembelajaran yang mendidik, (9) melaksanakan pembelajaran yang mendidik, dan (10) menilai proses dan hasil pembelajaran yang mengacu pada tujuan utuh pendidikan.
Kompetensi Profesional, adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing siswa untuk memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan, terinci ke dalam rumusan kompetensi sebagai berikut: (1) menguasai secara luas dan mendalam substansi dan metodologi dasar keilmuan, (2) menguasai materi ajar dalam kurikulum, (3) mampu mengembangkan kurikulum dan pembelajaran, secara kreatif dan inovatif, (4) menguasai dasar-dasar materi kegiatan ekstra kurikuler yang mendukung tercapainya tujuan utuh pendidikan siswa, (5) mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.

BAB III
METODE PENELITIAN
A.   Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survey dengan teknik deskriptif analisis., yaitu metode penelitian yang dilakukan di lapangan untuk meneliti hal-hal yang terjadi pada masa sekarang dan memerlukan pemecahan masalah. Metode ini dilakukan dengan survey, dokumentasi dan penyebaran angket.
Metode yang dipakai untuk mengumpulkan data yaitu kuesioner, observasi dan dokumentasi.
Instrumen pengumpulan data menggunakan instrumen, kuesioner, pedoman observasi dan dokumentasi.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh dari subjek yang berupa individu, organisasi dan perspektif.
Statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan secara umum. Data yang didapat kemudian dikumpulkan, diolah dan dianalisis. Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisis kontribusi, kualifikasi, kompetensi, kinerja guru terhadap hasil belajar siswa. Dengan pendekatan yang digunakan untuk mengetahui kontribusi antara dua variabel atau lebih yang diteliti tersebut cukup rumit sehingga tidak mungkin untuk dimanipulasi dengan metode eksperimen. Dengan demikian statistic deskriptif digunakan untuk menjelaskan data dan membuat kesimpulan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi penelitian adalah Guru Geografi dan peserta didik SMA Negeri di Kabupaten Garut.
Adapun alasan guru geografi dan peserta didik SMA dijadikan populasi penelitian yaitu : a) berdasarkan mata pelajaran Geografi di SMA diberikan di semua tingkat mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII, b) secara psikologi peserta didik di tingkat SMA sudah dapat berfikir abstrak untuk menjelaskan konsep Geografi, c) Guru geografi SMA perlu lebih mengoptimalkan dalam pembelajaran supaya hasil belajar meningkat
2.  Sampel
Penentuan ukuran sampel menggunakan formula yang dikemukakan oleh Cohen (1977), dengan asumsi bahwa penelitian yang bersifat korelasional dengan mempertimbangkan besarnya signifikansi (α), power (1-β), jumlah ubahan bebas (u) dan effect size (f2). Pengambilan sampel dari masing-masing gugus sekolah menggunakan teknik proportional random sampling.
C.  Instrumen Penelitian
Data penelitian dengan membuat daftar pernyataan yang dikembangkan peneliti. Sebelum pernyataan terlebih dahulu menyusun kisi-kisi yang terdiri dari variabel, sub variabel, indikator dan pernyataan.
1. Kualifikasi
Variabel kualifikasi langsung didapat dari data responden yang sesuai jenajng pendidikan yang dimiliki, dengan klasifikasi DI/DII/DIII skor 1, S1 skor 2 dan S2 skor 3.
2. Kompetensi
Kompetensi guru dibuat dalam format pernyataan dengan memberikan ceklist (√) Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
3. Kinerja
Untuk mengetahui tentang kinerja guru dibuat pernyataan dalam bentuk ceklist (√) Selalu (S), Sering (SR), Jarang (JR), Kurang (KR), Tidak Pernah (TP).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil evaluasi/ulangan pada setiap akhir siklus yang diolah agar menjadi nilai llasil belajar yang selanjutnya dianalisa untuk memperoleh infonnasi dan kendala yang ditemui dilapangan guna merevisi tindakan berikutnya
4.1.2. Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada standar kompetensi luas bangum datar sederhana dengan menggunakan model persegi panjang untuk menurunkan rumus-rumus luas bangun datar, mengikuti pola berikut.
a. Pelaksanaan Tindakan
1. Menelaah kegiatan belajar mengajar dengan Menggunakan Alat peraga persegi panjang
2. Menginformasikan dan menjelaskan kembali tentang cara mencari luas bangun datar layang-layang dan belah ketupat dengan menggunakan alat peraga bangun persegi panjang
3. Mengutangi kembali penjelasan tentang menunmkan rumus luas bangun datar dengan menggunakan model persegi panjang.
4. Membagi kelompok belajar yang masing-masing terdiri dari lima orang siswa.
5. Memberikan contoh penyelesaian soal-soal luas bangun datar layang-layang dan belah ketupat dengan menggunakan alat peraga persegi panjang
6. Memberikan soal-soal latihan dan membenkan bimbingan pada siswa dalam mengerjakan latihan
7. Membimbing-siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal secara kelompok/individu.
8. Meminta siswa untuk mengumpulkan tugas
9. Memberikan tugas individu dalam bentuk pekerjaan rumah (PR)
Hasil evaluasi belajar siswa
Tabel 9. Hasil Belajar Siswa Pada Akhir Siklus II
No Interval Nilai Predikat Jumlah Siswa %
1 80-100 Sangat Baik 4 10
2 60-59 Baik 8 20
3 40-59 Cukup 12 30
4 20-39 Kurang 10 25
5 0-19 Kurang Sekali 6 15
c. Refleksi
Dan pelaksanaan kegiatan pada akhir Siklus II ditemukan hambatan dan efek sebagaimana diuraikan pada tabel 10 berikut ini.
Tabel 10. Hambatan dan Efek Kegia
Berdasarkan pengamatan dan peninjauan secara cermat terdapat temuan yang perlu disempurnakan untuk melaksanakan tindakan pada siklus selanjutnya, seperti terlihat pada tabel 11 berikut ini
4.1.3. Siklus III
Tindakan yang diterapkan pada siklus III ini tetap memakai tindakan 1 pada siklus pertama yang telah disempurnakan sesuai dengan temuan pada Siklus II.
Pelaksanaan tindakan pada standar kompetensi luas bangun datar sederhana dengan menggunakan model persegi panjang untuk menununkan rumus-rumus luas bangun datar, mengikuti pola berikut.
a. Pelaksanaan Tindakan
1. Menelaah kegiatan belajar mengajar dengan Menggunakan Alat peraga persegi panjang
2. Menginformasikan dan menjelaskan kembali tentang cara mencari luas bangun datar lingkaran dengan menggunakan alat peraga bangun persegi panjang
3. Mengulangi kembali penjelasan tentang menurunkan rumus luas bangun-bangun datar dengan menggunakan model persegi panjang.
4. Membagi kelompok belajar yang masing-masing terdiri dari sepuluh orang siswa.
5. Memberikan contoh penyelesaian soal-soal luas bangun datar lingkaran dengan menggunakan metode persegi panjang
6. Memberikan soal-soal latihan dan memberikan bimbingan pada siswa dalam mengerjakan latihan
7. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal secara kelompok/individu.
8. Meminta siswa untuk mengumpulkan tugas
9. Memberikan tugas individu dalam bentuk pekerjaan rumah (PR)

d. Observasi dan Evaluasi
Setelah mengetahui hambatan dan kekurangan terhadap tindakan yang dilaksanakan pada siklus II, sehingga dilakukan revisi pada tindakan yang dilaksanakan pada siklus III serrta melakukan pengamatan dan melaksanakan peninjauan secara cermat terhadap sikap dan hasil belajar siswa pada siklus III maka dapat dilihat perubahan yang signifikan terhadap sikap dan hasil belajar siswa, sehingga diperoleh data sebagai berikut :
Berdasarkan dari pengamatan dan peninjauan secara cermat yang dilaksanakan pada siklus III, bahwa penggunaan alat peraga persegi panjang dalam pengajaran luas bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal luas bangun datar dengan mengganakan alat peraga bangun persegi panjang terhadap siswa kelas lima semester satu SD …………….
5.2 Saran
Berdasarkan temuan yang peroleh dalam penelitian ini ada beberapa saran yang perlu disampaikan yaitu :
1. Tenaga pengajar atau Guru pada tingkat Sekolah Dasar khususnya terhadap siswa kelas V dapat menggunakan alat peraga persegi panjang dalam penyampaian materi luas bangun datar agar siswa mampu mengatasi kesulitan dalam pembelajaran dan mengoptimalkan hasil belajar.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat disosialisasikan khususnya bagi tenaga pengajar atau guru yang mengajar di kelas IV, V, dan VI pada Sekolah Dasar  guna mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.